Ijinkan saya memulai bercerita sedikit, kembali ke 16 tahun yang lalu. Saat saya menjadi siswa baru SMK Negeri 4 Malang.
Anak-anakku, kita menapaki jalan yang sama di sekolah ini. Saya pernah tidak mengerjakan PR, saya pernah remidi, saya pernah dihukum saat terlambat. Saya sama sekali tidak mengerti masa depan saya akan bagaimana nanti. Kita sama-sama merasakan hal yang sama, gelisah. Saya tidak berbeda dengan kalian. Perjuangan itu terus saya lanjutkan, beruntung, saya dapat masuk ke bangku kuliah sambil saya merintis sebuah startup media online di Malang.
Banyak kegagalan yang saya hadapi, kuliah saya berantakan yang terbukti menyita waktu sampai 14 semester. Startup saya gagal karena beberapa kendala. Saya gagal bertubi-tubi, berdarah-darah. Memang dalam hidup ini tidak banyak yang tau pada saat kita sedang gagal. Tetapi saya sangat beruntung memiliki keluarga, guru, sahabat, teman yang selalu menemani dan membimbing saya. Pada kenyataanya, tidak sedikit dari teman sebaya saya yang lebih sukses daripada saya, tetapi saya selalu ingat dan percaya, bahwa saya bukanlah satu-satunya orang yang gagal, karena banyak hal yang harus saya syukuri, termasuk menjadi keluarga besar SMK Negeri 4 Malang.
Sampailah pada 2017, tujuh tahun yang lalu. Saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi Guru di SMK Negeri 4 Malang. Saya awalnya tidak membayangkan akan menjadi guru apalagi menjadi guru di sekolah saya. Saat saya menjadi guru, ternyata saya tidak hanya mengajar, tetapi saya juga banyak belajar dari guru-guru yang dulu mengajar saya, dari guru lain yang menjadi rekan sejawat dan seluruh keluarga besar warga grafika, bahkan saya juga banyak belajar dari siswa-siswi maupun alumni SMK Negeri 4 Malang. Saya sama dengan kalian, saya juga tidak jarang berbuat salah maupun khilaf walaupun saya telah menjadi guru. Maka dari itu, jangan ragu untuk menegur atau mengingatkan saya jika hal-hal yang saya perbuat salah, tentunya dengan cara yang baik dan santun sesuai dengan adab. Saya yakin semua guru di SMK ini akan menerima dan akan lebih bersemangat jika diingatkan maupun diajak diskusi tentunya dengan adab yang baik. Tegur sapalah kami para Bapak Ibu Guru dan Karyawan saat kita bertemu di kemudian hari, tersenyumlah, jangan pernah malu. Siapapun kalian adalah keluarga besar SMK Negeri 4 Malang.
Baiknya, untuk belajar banyak hal dalam kehidupan ini kita harus belajar dari manapun, dari siapapun. jangan sampai kita dibutakan oleh rasa suka sampai kita buta dan mungkin rasa benci yang membabi-buta. Intinya bukan siapa yang berbicara, tapi apa yang dibicarakan. Kadang, jika kita terlalu suka kepada seseorang apapun yang diucapkan atau dilakukan akan kita anggap benar walaupun itu tidak benar. Sebaliknya, jika kita punya musuh atau seseorang yang terlanjur kita benci, kita akan tetap membenci walaupun melakukan hal yang baik dan benar. Semoga kita terhindar dari hati yang seperti itu, karena perasaan seperti itu adalah beban yang sangat berat yang akan terus kita bawa sampai nanti. Lepaskanlah kebutaan itu. Jangan pernah memuja berlebihan dan merasa minder, kita juga memiliki kelebihan masing-masing.Tetapi jangan congkak dan meremehkan orang lain, siapapun itu dan apapun jangan sampai diremehkan. Jangan kita merasa paling hebat dan bisa melakukan segalanya. Kita bukan apa-apa. Dimanapun kita akan tetap membutuhkan bantuan dan andil dari orang lain.
Adik-adik dan hadirin sekalian yang saya hormati. Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesuksesan di masa depan. Mulai dari pengetahuan. kompetensi atau hardskill, perilaku atau soft skill, komunikasi, kegigihan dan disiplin, doa-doa termasuk doa orang tua, ketekunan, keberuntungan, bahkan mungkin sering kita dengar ada orang yang sukses karena privileges atau dalam bahasa kita yaitu punya orang dalam. Pertanyaannya adalah, siapakah yang bisa menjamin kita akan sukses nanti? Lewat jalan mana kita akan sukses? Tidak akan ada manusia yang tau masa depan kita.
Lalu, kenapa kita sekolah? Apakah jaminan sukses? Banyak orang yang sekolah tetapi belum sukses. Apa hanya untuk selembar ijazah?
Lalu, kenapa kita sekolah? Sekolah adalah bekal untuk masa depan nanti, dan intinya: bersekolah hanya akan memperbesar kemungkinan kita hidup lebih baik. Pendidikan dan pembelajaran tidak pernah instan dan singkat. Tidak ada yang bisa menjamin kita hidup lebih baik kelak. Tugas kita hanya berusaha dan berdoa agar memperbesar kemungkinan kita untuk menggapai tujuan. Kita hanya bisa berusaha melakukan yang terbaik. Saat kita lelah, kita boleh beristirahat. Tapi saat asa itu muncul kembali, mulailah lagi dengan semangat yang baru. Semoga berbagai materi, jabatan, dan apapun faktor eksternal dari kita tidak mengubah kebaikan kita pada orang lain.
Pesan ini terinspirasi dan saya catat pada saat saya mendaki Gunung Rinjani, yang saya percaya adalah Gunung terindah di Indonesia. Rinjani adalah gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah pegunungan di Papua dan Gunung Kerinci. Di pendakian ini, saya serius mempersiapkan bekal, mental, fisik dan peralatan yang cukup baik untuk memperbesar kemungkinan, “hanya memperbesar kemungkinan” untuk saya dapat ke puncak, tapi saya selalu ingat, puncak bukanlah tujuan utama. Tujuan utamanya adalah kembali dengan selamat. Walaupun di pendakian sebelumnya saya pernah gagal menuju puncak di gunung-gunung yang lain, dan itu adalah pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Syukurlah berkat doa dan semangat dari keluarga dan sahabat, saya dapat ke puncak 3726 MDPL pada pendakian yang saya lakukan beberapa hari yang lalu.
Mohon Maaf. Terimakasih. Selamat. Sukses. dan Sehat Selalu untuk seluruh Keluarga Besar Warga Grafika.
Gunung Rinjani, 12 Mei 2024
Rafsanjaya Mahaputra,