Puisi: Hujan Kala Itu

Draft 21 Desember 2024




Dikala langit meneteskan air mata

Di sanalah perasaan masygul menggelora

Perasaan yang lantas hinggap tanpa rencana

Menghadirkan memori usang yang selalu terbayang




Memori yang beriringan dengan rinai yang berderai

Terkesan pahit namun terbesit

Terkesan rindu namun meragu

Menghadirkan kebimbangan yang membuat takut untuk ber-angan




“Kamu tolong tetap tinggal, “




Kata kata yang selalu mengganjal

Membuat sesak yang terus menjegal

Bayangan yang selalu terdengar membual

Menghadirkan pikiran rancu yang tidak masuk akal




Sebenarnya untuk apa aku tetap tinggal? 




Menanti hujan yang reda? 

Menambah kegelisahan hati yang telah merana? 

Atau menambatkan hati yang telah melanglang buana? 




Sebenarnya kita ini apa? 




Sebatas bekasan masa lalu yang telah terurai? 

Sebatas orang yang menuggu hentinya rinai yang berderai? 

Atau sebatas orang yang sama sama memutar memori lama yang telah usai? 




Tapi tak hayal, masa lalu memang indah untuk dikenang

Apalagi waktu suara rintik hujan berkumandang

Dengan menanti waktu senja yang akan datang

Bersama dengan orang yang selalu terkenang
Choose your Reaction!